Bagaimana Ketercapaian Penggunaan Pendekatan CBSA di Sekolah Dasar?

Apa Makna Pendekataan CBSA?

CBSA singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif. Pendekatan CBSA dipandang sebagai salah satu pendekatan yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan yang dimaksud bukan hanya keterlibatan yang ditunjukkan secara fisik atau motoriknya tetapi juga keaktifan mental dan emosionalnya. 

Kemampuan Siswa Seperti Apa yang Dikembangkan Melalui CBSA?

Dalam proses pembelajaran kita mengamati keaktifan anak sangat rendah. Olehnya itu pendekatan CBSA masih perlu dikembangkan agar pengalaman siswa dalam proses pembelajaran tidak statis. Kita mengharapkan ada peningkatan pengalaman belajarnya. 

Keaktifan siswa dalam pendekatan CBSA belum optimal. Siswa di kelas cenderung akan aktif antara lain jika menulis, mendengar, mengukur, bercerita, menggambar. Hal ini menunjukkan keaktifan siswa secara motoriknya. 

Tapi siswa belum menunjukkan keaktifannya antara lain dalam menganalisis, kemampuan berpikirnya, kemampuan memecahkan masalah secara konsep. Inilah kemampuan mental dan emosionalnya yang juga harus berkembang dan diasah  sehingga kaya akan pengalaman belajar.

Baik keaktifan yang sudah terlihat jelas maupun yang belum ditampakkan oleh siswa, keduanya akan tercapai secara maksimal dengan melibatkan peran guru dalam mengelola pembelajarannya di kelas secara profesional.

Lalu Mengapa Pendekatan CBSA di Sekolah Dasar Dipandang Masih Kurang Maksimal?

Dalam proses pembelajaran, masih tampak adanya kecenderungan peran guru dibandingkan dengan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa terlibat secara pasif. Siswa lebih banyak menunggu penyajian dari guru ketimbang mencari dan menemukan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mereka butuhkan. Keterlibatan siswa yang pasif hanya karena didominasi oleh peran guru maka akan mengakibatkan pendekatan CBSA sulit tercapai.

Guru dipandang masih kurang menguasai berbagai strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Pembelajaran yang berkualitas tentu ditunjang oleh kreativitas guru merancang dan mengemas pembelajaran dengan baik dan terarah. 

Penggunaan metode ceramah oleh guru secara monoton tidak akan pernah memberi peluang keterlibatan siswa secara aktif sehingga hal ini berdampak pada ketercapaian pembelajaran yang kurang optimal.

Kemudian Bagaimana Peran Guru dalam Mengembangkan CBSA di Sekolah Dasar?

Keaktifan siswa saat proses pembelajaran di kelas, menuntut peran guru mampu merancang pembelajaran yang tepat. Artinya peran guru adalah menyiapkan segala keperluan pembelajaran siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Jadi tidak sekedar masuk kelas menyajikan materi begitu saja. Perencanaan pembelajaran yang baik maka materi yang disajikan kepada peserta didik akan masuk di memori jangka panjang karena pembelajaran itu dipandang berkesan di mata mereka hingga terjadi pembelajaran bermakna.

Selain itu perlu mengadakan tindak lanjut yakni mengevaluasi rancangan dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan apakah berhasil atau tidak. Dalam konteks ini ada umpan balik dari hasil tindakan yang dilakukan oleh guru itu sendiri. 

Kembangkan interaksi antara guru dan siswa, sebaliknya dan siswa dengan siswa dalam konteks diskusi pembelajaran. Tentu peran guru dalam mengasah kemampuan siswa berinteraksi dapat menambah wawasan pengetahuan sebab kemungkinan sesuatu disampaikan oleh siswa belum tentu diketahui oleh guru itu sendiri ataupun sebaliknya. Membangun interaksi yang baik dalam proses pembelajaran membantu siswa dalam melatih kemampuan berkomunikasinya dengan baik pula. Sehingga siswa perlahan-lahan terbentuk kebiasaan untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran baik secara fisik, mental dan emosionalnya. 

Demikian bagaimana ulasan sederhana dan singkat tentang ketercapaian penggunaan pendekatan CBSA di Sekolah Dasar...Semoga bermanfaat.

Terimakasih...

Lokasi:

Share :