Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Memulai Mengembangkan Bahan Ajar dengan Mudah


Mengembangkan bahan ajar tidak mudah dilakukan oleh guru yang belum memahami model-model desain pembelajaran dan belum berpengalaman. Olehnya itu saya coba berbagi pengalaman langkah apa yang harus dilakukan dan dari mana memulainya agar mudah mencoba mengembangkannya. Tentu bahan ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan keahlian masing-masing guru. 
Namanya mengembangkan bahan ajar berarti kita akan menyusun bahan ajar sebagai bentuk penyempurnaan bahan ajar yang ada. Bagian konten yang dianggap masih kurang, itulah yang akan dilengkapi dan disajikan semenarik mungkin. 
Selain itu mengembangkan juga tidak harus menyempurnakan bahan ajar yang ada,  tapi murni mengembangkan bahan ajar yang belum tersedia di sekolah. Acuannya tetap merujuk pada kurikulum yang berlaku. 
Untuk sekedar diketahui model desain pembelajaran sangat banyak.  Antara lain Dick and Carey, ASSURE, ADDIE, Kemp., PPSI, Borg and Gall, MPI dan lain sebagainya. 
Perlu dipahami bahwa semua model desain pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Lalu setiap model juga memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya bahwa semua model desain pembelajaran yang tersedia tentu efektif dikembangkan pada suatu kondisi tertentu. Selain itu, setiap desain pembelajaran sama-sama bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, baik meningkatkan mutu, proses maupun hasil belajar siswa.
Saya tidak memberikan penjelasan secara lebih detail sebab saya memberikan satu contoh langkah bagaimana memulai mendesain pengembangan bahan ajar. Olehnya itu jika ingin memahami lebih jauh, maka silahkan cari buku terkait atau boleh searcing di internet. Banyak artikel yang menyajikan tentang model-model desain tersebut.
Pengalaman sebelumnya dalam mengembangkan buku teks, saya menggunakan model desain pembelajaran MPI (Model Pengembangan Instruksional) yang dikembangkan oleh Prof. Atwi Suparman tahun 2014. Alasan utamanya adalah MPI ini, dalam tahapannya dimulai dengan analisis kebutuhan sehingga buku teks yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau penggunanya. Lalu, langkah demi langkahnya mudah untuk saya pahami.

Kemudian Apa Itu Definisi Bahan Ajar?

Bahan ajar memiliki makna yang luas. Segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran merupakan bahan ajar. Contoh kategori bahan antara lain Silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), Buku Guru, Buku Teks Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), Media/Alat/Sumber Belajar lain yang relevan dan lain sebagainya.
"Kali Ini Saya Memberikan Contoh Bagaimana Memulai Mengembangkan Bahan Ajar yang Salah Satu kategorinya Buku Teks Siswa"
Mengapa Buku Teks Siswa? Saya berbagi pengalaman pernah mencoba mengembangkan sebuah buku teks siswa kelas IV Sekolah Dasar khusus Mata Pelajaran IPS.

Selanjutnya Bagaimana Langkah-langkah Memulai Mengembangkannya?

# Pertama Tahap Pra Pengembangan Buku Teks Siswa

  • Tetapkan bahan ajar apa yang akan dikembangkan!
  • Diperuntukkan untuk kelas berapa dan semester berapa?!
  • Buat kerangka buku teksnya!

Hal ini mengarahkan kita untuk membuat analisis substansi pengembangan materi buku teks. Dibuat dalam bentuk format analisis yang memuat kompetensi dasar, konten materi disertai sumber, ilustrasi, pendekatan, metode, media dan alat belajar, teknik penilaian dan waktu belajar/berapa menit digunakan. 
Ini dilakukan agar memudahkan kita ketika nanti menyusun materi, dan sekaligus memberi petunjuk yang jelas bagaimana mengajarkan materi tersebut. 

  •  Jika perlu lakukan validasi pakar untuk menilai kelayakan kerangka dasar yang telah disusun (seperti yang saya lakukan). Libatkan pakar desain pembelajaran.

# Kedua Tahap Pengembangan Buku Teks Siswa

  • Pilih salah satu desain pembelajaran yang dipandang tepat. Karena yang saya pilih Model Pengembangan Instruksional (MPI), maka langkah-langkahnya bisa dilihat sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan instruksional umum. Dalam hal ini mengkaji berbagai masalah pembelajaran di kelas. Apa yang menjadi keluhan guru maupun siswanya. Tentu sesuaikan mata pelajaran yang akan dikembangkan. Barulah setelah itu menuliskan tujuan umum pembelajaran. 
(2) Melakukan analisis instruksional yakni proses menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi khusus. Nah, tahap ini kita akan menelaah indikator atau tujuan pembelajaran khususnya yang akan menjadi kompetensi yang harus dicapai siswa. 
(3) Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Artinya kita harus mencari tau sejauh mana kemampuan yang sudah dimiliki siswa terkait pembelajarannya. Lalu mempertimbangkan keberagaman karakteristiknya seperti suku, agama, bahasa, kebiasan belajarnya serta gaya belajarnya. Ini bertujuan agar buku teks yang dikembangkan bisa digunakan oleh semua siswa. Jadi sebisa mungkin mengakomodir keberagaman siswa di kelas. 
(4) Merumuskan tujuan instruksional khusus. Berarti menetapkan indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 
(5) Menyusun alat penilaian hasil belajar. Ini mengarahkan kita membuat soal-soal untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Tentu disusun berdasarkan indikator atau tujuan pembelajaran khusus. 
(6) Menyusun strategi instruksional. Kita diarahkan membuat format strategi pembelajaran secara umum meliputi urutan kegiatan pembelajaran, pokok bahasan, metode, media dan alat serta waktu belajar. Ini memudahkan kita sebagai guru dalam menyusun RPP. 
(7) Mengembangkan bahan atau materi instruksional. Kita diarahkan untuk mulai menyusun materi pembelajaran sesuai dengan indikator atau tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. 
(8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif. Kita diarahkan menyusun instrumen evaluasi untuk menilai buku teks yang dikembangkan. Yang akan mengevaluasi adalah pakar (pakar materi, bahasa dan pakar desain pembelajaran). Pakar yang dilibatkan minimal masing-masing 3 orang sesuai bidangnya. Ini dilakukan untuk menilai kelayakan buku teks hasil pengembangan dari sudut pandang pakar. Hasil akhir evaluasi formatif inilah menjadi buku teks final siap diujicobakan kepada penggunanya dalam hal ini siswa dan guru. Cara mengevaluasinya mudah, kita hanya perlu membagikan intrumen penilaian dan buku teks siswa kepada pakar untuk dinilai. 
(9) Implementasi, evaluasi sumatif, dan difusi inovasi. Merupakan tahap kegiatan instruksional yang melibatkan pihak eksternal (kebijakan pemerintah setempat). Jadi tahapan ini tidak termasuk bagian dari proses desain instruksional atau desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam konteks ini, kita hanya menyediakan produk buku teks, persoalan mau digunakan secara permanen sebagai sumber belajar tambahan bagi siswa di sekolah-sekolah setempat adalah keputusan pemerintah terkait. 

# Ketiga Tahap Uji Coba Buku Teks Siswa

  • Tahap ini digunakan untuk melihat kelayakan buku teks siswa dari sudut pandang pengguna di lapangan (guru dan siswa).  Tentu terlebih dahulu harus menyiapkan intrumen penilaian buku teks siswa. Karena yang akan menilai salah satunya siswa maka bahasa yang digunakan ketika menyusun pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen perlu disesuaikan dengan tingkat usianya. Uji coba idealnya dilakukan 3 kali yakni uji coba perorangan, kelompok kecil dan kelompok besar. Tapi cukup kita melakukan dua kali uji coba misalnya:
Uji coba kelompok kecil bisa melibatkan 1 sekolah dan 6 orang siswa plus 1 guru yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 
Uji coba kelompok kecil bisa melibatkan 5 sekolah dan 30 orang siswa plus 5 guru yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Masing-masing sekolah 6 orang siswa.
Cara mengujicobanya mudah, kita hanya perlu membagikan intrumen penilaian dan buku teks siswa kepada siswa dan guru untuk dipelajarinya dan dinilai. Hasil proses uji coba menjadi buku teks siswa secara final yang siap digunakan pada pembelajaran sesungguhnya.

Lalu Apa Kesimpulannya? 

Sebagai kesimpulan akhir, bahwa tujuan utama mengembangkan buku teks siswa adalah semata-mata untuk dijadikan sebagai salah satu bahan ajar penunjang pada mata pelajaran yang bersangkutan. Dan Bila merujuk pada tahap pengembangan/langkah 9, kalaupun bisa kerjasama dengan pemerintah terkait, itu sesuatu bonus bagi guru pengembang.

Itulah langkah-langkah yang saya lakukan ketika itu mengembangkan buku teks siswa. Tahapan yang disajikan dapat diterapkan oleh setiap guru yang belum berpengalaman sekalipun. Tips ini hanya membantu pola pikir kita, langkah apa yang harus dilakukan dan dari mana memulai mengembangkan sebuah bahan ajar. 

Semoga bermanfaat...
Terimakasih...

1 comment for "Tips Memulai Mengembangkan Bahan Ajar dengan Mudah"

  1. join dengan kami situs terpercaya dan teraman Proses
    Transaksi Yang Cepat Dan Super Mudah
    cs online 1x24 jam
    Minimal Depo 20rb & WD 50rb
    BBM : areatoto

    ReplyDelete

Mohon Berkomentar Sesuai Topik Artikel dan Bahasa yang Sopan