Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Sekolah Dasar
Kesempatan ini saya mencoba membahas tentang contoh penerapan teori belajar behavioristik di Sekolah Dasar. Pembahasan dimulai dari definisi, langkah-langkah penerapan dan contoh penerapannya.
Apa Definisi Teori Belajar Behavioristik?
Teori belajar behavioristik adalah salah satu teori yang menyatakan bahwa terbentuknya perilaku (baru) disebabkan dari hasil belajarnya atau pengalamannya bukan dari proses kematangan. Pola pembelajaran diistilahkan adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dan ada respon (reaksi/tanggapan). Seseorang dianggap sudah belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah laku atas stimulus dari lingkungan. Ini kunci pembelajaran behavioristik.
Teori ini cenderung diterapkan dipendidikan atau pembelajaran saat ini. Teori behavioristik sama halnya teori pembiasaan. Untuk itu tepat jika diberikan pada materi yang berfokus pada praktek/latihan/pengulangan/pembiasaan.
Dalam praktiknya tidak harus diterapkan pada sebuah pembelajaran utuh namun dalam aktivitas pembelajaran yang berlangsung di sekolah sangat banyak implementasi teori belajar behavioristik. Lingkungan sangat menentukan terjadinya pembentukan respon. Artinya guru harus bisa menciptkan lingkungan belajar yang memadai agar mendapatkan respon siswa yang cepat dan tepat. Jika lingkungan memberikan penguatan yang baik maka perilaku yang muncul juga semakin kuat. Teori ini memandang lingkungan belajar menjadi peran utama dalam pembentukan perilaku peserta didik. Tidak melihat bahwa setiap individu dilahirkan dengan bakat dan potensi masing-masing.
Langkah Apa yang Harus Dipahami dalam Menerapkan Teori Behavioristik?
Untuk menerapkan teori behavioristik ini perlu memahami beberapa langkah berikut sehingga dalam praktiknya tidak mengalami kesulitan.
- Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran. Kaitannya dengan ketercapaian pembelajaran yang diharapkan
- Menganalisis lingkungan belajar berupa identifikasi pengetahuan awal (kompetensi yang sudah dicapai) dan karakteristik belajarnya (kebiasaan dan gaya belajar). Kaitannya dengan penyusunan materi dan penentuan strategi pembelajaran
- Mengidentifikasi karakteristik materi yang akan dipelajari. Untuk melihat apakah materi berbasis teori, praktek atau gabungan keduanya.
- Menyusun materi pembelajaran menjadi sub-sub pokok bahasan. Kaitannya dengan pemilahan materi prasyarat dan materi inti.
- Menyajikan pembelajaran (pelaksanaan)
- Memberikan stimulus kepada peserta didik (proses pembetukkan perilaku)
- Mengamati serta mengkaji respons yang diberikan peserta didik (analisis respons)
- Memberikan penguatan baik yang sifatnya positif maupun negatif (penguatan stimulus)
- Menstimulasi ulang (stimulus diberikan secara continue) (pembiasaan/pengulangan)
- Mengamati serta mengkaji respons dari peserta didik (analisis respons)
- Memberi penguatan kembali
- Mengevaluasi hasil belajar peserta didik
Lalu Bagaimana Contoh Penerapan Teori Behavioristik?
- Membiasakan peserta didik memberi salam ketika masuk kelas
- Membiasakan peserta didik menjawab salam ketika orang lain memberi salam
- Membiasakan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan baik pada waktu istirahat atau waktu lainnya.
- Membiasakan berdoa sebelum belajar dan ini dilatih bukan hanya saat berada di kelas tetapi dimana saja setiap melakukan sesuatu diawali dengan doa.
- Membiasakan peserta didik membuang sampah ditempatnya
- Membiasakan peserta didik memungut sampah ketika ada didekatnya
- Membiasakan peserta didik mendengarkan lawan bicara sampai selesai barulah dia berucap/menjawab/berbicara
- Membiasakan mencium tangan kedua orang tua sebelum berangkat ke sekolah dan ke mana saja
- Membiasakan memotong kuku setiap hari jumat (perilaku hidup bersih dan sehat)
- Membiasakan peserta didik mengucapkan kata terima kasih jika mendapatkan sesuatu
- Membiasakan mengucapkan kata maaf jika bersalah
- Membiasakan gosok gigi dua kali sehari (pagi dan malam hari)
- Membiaskan mandi dua kali sehari (jika kondisi sehat)
- Membiasakan menulis dengan rapi
- Membiasakan cara memegang pensil yang baik (artinya anak tidak mengalami kesulitan saat menulis hanya karena cara dia yang agak keliru)
- Membiasakan memegang makanan dan minuman dengan tangan kanan
- Membiaskan menghafal pancasila sebelum pelajaran dimulai (pelajaran PKn khusus kelas rendah)
- Membiasakan menghafal surat-surat pendek minimal satu surat sebelum mulai belajar (pelajaran agama)
- Membiasakan mengucapkan kata alhamdulillah jika sudah melakukan berbagai aktivitas
Contoh penerapan di atas hanya sebahagian saja yang diulas. Masih banyak contoh lain. Namun demikian implementasi teori ini bisa lebih optimal dilakukan secara berkelanjutan dan guru sebagai teladan muridnya.
Banyak murid yang cenderung lebih mengikuti perintah dan nasehat guru dibandingkan perintah orang tua sendiri. Sehingga guru bertindak sebagai model. Dalam teori belajar sosial menyatakan bahwa apa yang diamati dan dilihat anak-anak itulah yang akan ditiru. Jadi perilaku anak itu mengimitasi.
Sesungguhnya dalam teori behavioristik mengajarkan bahwa baik buruknya perilaku anak dipengaruhi oleh lingkungan. Artinya seseorang yang mempunyai perilaku buruk karena belajar dari perilaku yang ditunjukkan lingkungannya. Dimana tempat anak itu tinggal, cara berinteraksinya, masalah yang diperhadapkan, sikap yang ditemui dan lain sebagainya. Hal ini menujukkaan bahwa pembelajaran di lingkungan sekolah/kelas secara langsung sebagai lingkungan yang sangat berperan membentuk perilaku anak.
Demikian ulasan mengenai contoh penerapan teori belajar behavioristik di Sekolah Dasar. Semoga bermanfaat.
Terima kasih.
Post a Comment for "Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Sekolah Dasar"
Mohon Berkomentar Sesuai Topik Artikel dan Bahasa yang Sopan