Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Seorang Ibu Memahami Perkembangan Motorik Anak?


Kesempatan ini saya coba mengulas bagaimana seorang Ibu atau Mama memahami perkembangan motorik anak. Ini bertujuan untuk melihat apakah ada perkembangan motorik yang ditunjukkan oleh anak? Apakah perkembangannya sesuai atau tidak dengan tingkat usia anak? 

Seorang Ibu tentu tidak hanya mengutamakan kebutuhan anak untuk makan 3x sehari, harus minum susu setiap hari, harus tidur siang teratur, waktu bermain mengikuti mood orang tua dan lain sebagainya. Itu penting, tapi dalam hal memantau perkembangan motorik juga harus diketahui sejak dini, sehingga Ibu/Mama bisa mengatasi dengan memberikan rangsangan atau stimulasi yang tepat agar perkembangan motoriknya juga berkembang secara lebih optimal.

Apa Itu Perkembangan?

Sederhananya saya katakan bahwa perkembangan merupakan proses yang mampu menunjukkan adanya suatu perubahan. Dalam konteks perkembangan anak, maka memiliki arti perubahan yang terjadi pada anak mengarah pada kondisi yang lebih dewasa lagi. 
Proses tersebut menjadi hal penting diamati seorang Ibu/Mama di rumah. Jangan sampai perkembangannya tidak dalam kondisi normal. Artinya masih berada dalam taraf di bawah yang seharusnya sudah dapat dilakukan anak. Tapi juga harus kita pahami perkembangan setiap anak tentu berbeda. 
Misalnya, anak semestinya sudah bisa melakukan gerakan-gerakan kecil atau besar di usianya tertentu namun tidak ditunjukkan sama sekali oleh si anak, maka disinilah letak prosesnya orang tua untuk memahami perkembangan motorik anak. Sehingga bisa mengambil keputusan mengantisipasi bahkan mengatasinya.
Perkembangan motorik anak terbagi dua bagian, ada motorik kasar dan ada motorik halus. Apa itu motorik anak? Segala sesuatu yang berkaitan dengan gerak atau pergerakan anak. 
Motorik kasar anak merupakan gerakan yang dilakukan anak dengan menggunakan otot-otot besarnya. Sementara motorik halus anak merupakan gerakan yang dilakukan anak dengan menggunakan otot-otot halus/kecil atau gerakan yang belum menggunakan tenaga atau kekuatan besar. 
Berkembangnya motorik kasar dan motorik halus anak tentu saja sesuai dengan perkembangan fisik anak, baik usianya, berat badan, tinggi badan dan lain-lain. Jelas berbeda perkembangan motorik anak masa bayi, prasekolah dengan anak yang memasuki usia Sekolah Dasar.

Apa Saja Keterampilan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak?

Keterampilan motorik kasar anak secara umum seperti kemampuan untuk naik turun tangga, berlari, berjalan, berdiri, berputar, duduk, menendang, merangkak, melempar, melompat, memanjat kursi, naik turun kursi dan lain-lain. 
Lalu keterampilan motorik halus anak secara umum seperti  melakukan gerakan menggenggam, tepuk tangan, menulis, menggambar, mewarnai, menggunting, melambai, meraih, menyusun balok, menari, menyanyi dan lain sebagainya. 
Keterampilan motorik kasar dan  motorik halus anak yakni sama untuk setiap anak dengan asumsi anak berkategori normal. Perbedaanya bisa dilihat pada kecepatan perkembangannya yang beragam bahkan ketepatannya juga berbeda setiap anak. 

Kemudian Bagaimana Memahami Perkembangan Motorik Anak?


Memahami dalam hal ini adalah Ibu/Mama bisa memberikan rangsangan atau stimulasi bagi anaknya sejak dini sehingga pertumbuhan dan perkembangannya jauh lebih optimal.

Setiap Ibu/Mama pasti ingin anaknya berkembang normal. Olehnya itu bisa saja setiap anak dapat menunjukkan perkembangan motoriknya dengan optimal, tapi peran Ibu/Mama harus mampu memberikan rangsangan atau stimulasi yang sesuai usia anak dan dipandang tepat.
Namun satu hal yang perlu diingat bahwa tidak diharuskan ada unsur tekanan atau paksaan dalam memberikan stimulasi pada anak. Itu bisa berdampak negatif. Jadi lihat mood anak, baik atau tidak. Anak akan mengacuhkan orang tua karena perasaan ketidaknyamanan atau ketidaksiapan anak ketika itu dipaksakan menjadi keharusan.
Yang saya amati kebanyakan Ibu/Mama bahkan orang dewasa lainnya di  rumah tidak menonjolkan perhatian melatih keterampilan motorik kasar anak. Yang paling banyak dilakukan adalah mengasah keterampilan motorik halus anak. Misalnya dalam waktu-waktu luang sering menyuruh anak menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok, menyanyi, menari dan lain-lain.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika perhatian ada pada satu titik, tapi Ibu/Mama harus berusaha bisa menyeimbangkan kedua keterampilan motoriknya. Ini bertujuan bukan hanya menginginkan perkembangannya normal tapi memberi tingkat kepercayaan diri anak ketika nanti berada di lingkungan sosialnya.
Sementara tidak jarang orang tua ketika melihat anak menunjukkan cara bermainnya dengan meloncat, berlari, menendang suatu benda, naik turun tangga, naik turun kursi dan lainnya, spontanitas orang dewasa melarangnya. Anak yang pada umumnya bisa dikontrol akan berhenti tapi tidak bagi anak yang super aktif. Dilarang sekalipun tidak mau berhenti atau tidak bisa dikontrol. 
Bagi seorang Ibu/Mama yang memang diperhadapkan dengan anak yang begitu aktif, jangan heran dan kesal, karena keaktifan anak bisa jadi merupakan dorongan yang dilakukan karena faktor bawaan sejak lahir. Maka sebisa mungkin Ibu/Mama menjaga agar apa yang dilakukan anak tetap bisa dalam kontrol orang tua/orang dewasa. Tidak bisa melarangnya begitu saja karena itu bukan solusi yang tepat. Inilah pentingnya seorang Ibu/Mama memahami perkembangan motorik anak.
Jadi bagi seorang Ibu/Mama dengan memahami keterampilan motorik kasar dan motorik halus anak, maka bisa melatih atau menstimulasi anak dengan berbagai keterampilan motorik yang disebutkan di atas. Tapi yang jelas apa yang dilakukan anak harus sesuaikan dengan usianya dan saat anak melakukannya tetap berada dalam pengawasan orang tua.

Demikian saya memaknai bagaimana seorang Ibu atau Mama memahami perkembangan motorik anak. Semoga bermanfaat...

Terimakasih...

Post a Comment for "Bagaimana Seorang Ibu Memahami Perkembangan Motorik Anak?"