Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menghadapi Anak Kesulitan Berbicara dengan Baik di Sekolah Dasar


Banyak cara menghadapi anak kesulitan belajar berbicara dengan baik di Sekolah Dasar. Namun sebelum menangani masalah tersebut, alangkah baiknya kita mengenali faktor penyebabnya terlebih dahulu. Adapun faktor-foktor penyebabnya bisa kita amati di sekitaran kita masing-masing. 

Faktor-faktor ini saya kelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan dan faktor bawaan atau genetik.


Faktor Lingkungan

Terlalu pasif berperan dalam kehidupan sosialnya

Anak yang dinilai kurang aktif dalam kehidupan sosialnya, pada akhirnya memberikan hubungan yang pasif terhadap kehidupannya. Ini bisa terjadi karena anak semata wayang plus dimanja maka bisa saja menjadi anak rumahan dan sering bermain sendiri. Sehingga kecenderungannya enggan berpartisipasi di lingkungan sosial. Olehnya itu sulit bagi anak untuk bisa mengembangkan kemampuan berbicaranya yang baik. 
Keengganan anak berpartisipasi otomatis juga akan kurang berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Karena waktu berinteraksinya kurang maka berdampak kurangnya waktu anak melatih atau mempraktekkan keterampilan bicaranya atau berkomunikasi dengan orang lain.  

Orang tua yang mengharapkan agar  anak tidak banyak berbicara

Anak yang banyak berbicara dalam keluarga dipandang kurang baik. Tentu berbicara yang dimaksud dan diinginkan adalah bicara hal-hal positif. Karena orang tua tidak mengharapkan anak harus berbicara banyak pada mereka, anak perlahan-lahan akan cenderung lebih memilih diam. Karena dia mengganggap bahwa orang tualah yang harus didengarkan pembicaraannya. Bicara anak tidak didengarkan. 
Kondisi ini memungkinkan anak hanya berusaha mendengarkan orang tua berbicara tapi hanya sekedar lewat. Istilahnya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Tentu hal ini membatasi ruang anak untuk melatih kemampuan berbicaranya. Padahal dari lingkungan keluargalah anak bisa mengembangakan keterampilan berkomunikasi dengan baik.

Sering memotong pembicaraan anak

Terkadang anak sedang berbicara entah itu mengeluarkan ide atau pendapat bahkan jawaban ketika ditanyai, spontanitas yang dilakukan orang tua adalah memberhentikan atau memotong pembicaraan. 
Kesanya orang tua tidak sabar untuk mendengarkan, maka secara tidak langsung anak sukar mengeluarkan kata-katanya dengan baik karena bisa jadi takut, kaget maupun kesal. Kondisi ini melatih kebiasaan anak ketika berbicara tidak dengan perasaan nyaman. 
Anak yang tidak nyaman sudah pasti akan berbicara kurang baik, pasti terbata-bata.  Sesungguhnya jika anak diberi waktu yang cukup saat berbicara, ada hal positif yang didapatkan orang tua, tidak hanya keterampilan berbicaranya baik tapi anak bisa terbuka dengan orang tua, anak merasa tidak tertekan berada di rumah dan lain sebagainya.


Faktor Bawaan (Genetik) 

Karakteristik anak yang memang tidak suka sering berbicara. Ada anak yang tidak sering berbicara, kebanyakan diam. Ini bukan karena gangguan pendengaran tapi sudah menjadi pembawan/kepribadian anak dari lahir. Karakteristik ini tidak menjamin bahwa anak tidak memiliki keterampilan berbicara yang baik hanya memang sekilas kita mengamati malas untuk berbicara. 

Lalu Bagaimana Cara Menghadapi Anak Kesulitan Berbicara dengan Baik di Sekolah Dasar?

Cara yang bisa kita lakukan sebagai seorang guru menghadapi anak yang sulit berbicara dengan baik karena faktor bawaan/genetik maupun faktor lingkungan sangatlah sederhana. Tapi ini hanyalah tips dari saya. Saya yakin sebagai seorang guru tidaklah kekurangan bagaimana cara menghadapi siswanya. Masing-masing memiliki trik dan cara tersendiri. 
Tetap memberikan perhatian yang sama dengan anak-anak lainnya saat berada di dalam atau di luar kelas. Sehingga anak merasa tidak tersisih. Artinya jangan karena anak malas berbicara kita pun ikut malas berbicara dengannya. Tidak ada yang tau suatu saat bisa berubah meskipun itu sulit karna sudah menjadi karakter bawaan si anak. 
Kita harus berusaha bukan saja menerima kelebihan tapi juga menerima segala kekurangan anak. Sehingga anak merasa sama diakui keberadaannya oleh orang-orang disekitarnya. 
Ciptakan pembelajaran yang bisa memberikan peluang anak ikut terlibat dan berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga akan terbiasa membangun interaksi antara sesama temannya maupun dengan guru. Kesempatan itulah anak bisa melatih mengembangkan kemampun berbicaranya. 
Ketika proses pembelajaran, berikan waktu yang cukup untuk anak mengungkapkan apapun yang menjadi gagasannya. Karena kita tau karakteristik anak Sekolah Dasar sulit mengeluarkan gagasan maka, guru harus bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa merangsang anak mengeluarkan gagasannya tanpa merasa tertekan. Dengan itu anak melatih kemampuan berbicaranya dengan baik. 
Jangan memotong pembicaraan anak. Sebisa mungkin guru harus bersabar mendengarkan anak ketika berbicara. 
Usahakan gunakan bahasa yang komunikatif, agar anak juga merasa bersahabat dengan gurunya. Karena tidak mungkin anak mengikuti gaya bahasa kita yang belum sesuai dengan tingkat usianya. Nilai positif ketika anak murid bersahabat dengan guru pasti anak terbuka untuk mengutarakan masalah atau keluhannya dan lain sebagainya.
Demikian cara yang bisa kita lakukan dalam menghadapi anak kesulitan berbicara dengan baik di sekolah dasar. Semoga bermanfaat bagi teman-teman...

Terimakasih

Post a Comment for "Cara Menghadapi Anak Kesulitan Berbicara dengan Baik di Sekolah Dasar"